Bayangkan : Kita sekarang berjalan di jalan yang terlihat cukup bagus namun sedikit demi sedikit kelihatan semakin sulit, sempit dan curam, dan ada bahaya nyata bahwa kita bisa masuk Jurang namum sekarang Sudah terlambat untuk kembali. Yang ingin saya Tanyakan adalah, apakah kita pada saat ini memiliki peta, untuk melihat apakah ada cara alternatif untuk ditempuh. Jalur ini adalah jalur di mana sebagian besar populasi dunia telah menempatkan dirinya, dan ini adalah jalur pertumbuhan ekonomi, lebih tepatnya, jalur di mana pertumbuhan PDB (Pendapatan Domestik Bruto) merupakan target kebijakan ekonomi dan sosial yang tidak dapat ditawar bahkan dan tidak perlu dinegosiasikan.
Mengapa? karena pada jalur ini, yang telah dimulai beberapa ratus tahun yang lalu, kepadatan penduduk yang meningkat dan perdagangan yang lebih mudah memungkinkan banyak Negara dan orang untuk meninggalkan swasembada. (teknologi, pangan, beras, susu dll) Mereka Alih – alih memproduksi hampir semuanya untuk diri mereka sendiri dan Semakin banyak orang yang mengkhususkan diri pada sesuatu. (contoh dalam skala kecil : silicon Valley, New York Financial, Holywood movies).
Manusia mencari kebutuhan mereka melalui pertukaran dengan orang lain. Pasar tumbuh dengan cepat, dan orang-orang menjadi saling bergantung satu dengan yang lain.persaingan pasar, membuat produktivitas untuk kesuksesan meningkat, yang mengarah pada achirnya menghasilkan alat dan mesin. Mereka yang tidak meningkatkan produktivitas akan kehilangan pekerjaan dan banyak dari orang-orang ini tidak akan dapat memenuhi kebutuhan mereka sendiri lagi.
Misalnya, karena tidak memiliki akses ke pendidikan, kesehatan, tanah dsbnya. Maka muncullah masalah pengangguran. Solusi utama adalah meningkatkan total produksi dalam perekonomian sehingga terciptanya lowongan pekerjaan baru. Oleh karena itu, tingkat pertumbuhan ekonomi dan perubahan pengangguran berkorelasi erat.
Contoh ekstrim adalah Amerika Serikat, : hubungan antara pengurangan PDB, dan peningkatan pengangguran hampir otomatis berkolerasi, namun korelasi ini hanyalah salah satu faktor yang membuat ekonomi saat ini bergantung pada pertumbuhan. Yang kedua terkait dengan uang. Jika ada lebih banyak produk dan layanan, maka jumlah ekuivalen virtualnya, dapat tumbuh juga tanpa menimbulkan inflasi.
Berbagi lebih banyak uang lebih mudah, terutama jika biaya pertumbuhan dapat didorong ke negara lain atau generasi lain.
Jadi, artinya pertumbuhan adalah bahwa pendapatan rata-rata akan menghasilkan pajak yang lebih tinggi, pemerintah dapat membelanjakan lebih banyak untuk perawatan kesehatan, pengurangan kemiskinan dan pendidikan dan dapat lebih banyak memberikan kepada Kelompok elite yang harus memilih mereka kembali.
Negara juga dapat meminjam lebih banyak dan dengan biaya yang lebih rendah, yang sekali lagi membantu meningkatkan pengeluaran publik. Selain itu, ekonomi yang lebih besar akan menghasilkan Militer yang lebih kuat untuk mengawal persaingan ekonomi dan militer global.
Sektor keuangan global sangat berpengaruh sebagai pendukung pertumbuhan lebih lanjut, karena mereka cenderung kehilangan banyak uang jika investasi ditarik kembali dan tingkat gagal bayar meningkat tanpa adanya pertumbuhan.
Dan ini mengarah pada penyebab sistemik ketiga dari ketergantungan pertumbuhan, penguatan diri dalam sistem ekonomi. Saat ini, sebagian besar variabel ekonomi penting terhubung sedemikian rupa sehingga setiap perubahan positif atau negatif harus diperkuat.Jika ada pertumbuhan dan optimisme. Investasi bisnis baru, akan menciptakan lapangan kerja, upah dan akan meningkat, pengeluaran agregat, dan jumlah uang dapat tumbuh dalam perekonomian melalui kredit yang relatif mudah dan murah.
Jika di sisi lain, kita akan melihat pertumbuhan dan ekspektasi investasi negatip, kita akan melihat pengangguran yang melonjak, pendapatan riil jatuh, bahkan kematian meningkat.
Dapat saya tambahkan bahwa apabila Ekonomi viral ke atas, atau viral ke bawah maka bisa dipastikan Stabilitas akan goncang dan menjadi rapuh.
Ini sering disebakan karena aturan, dimana institusi pemerintahan lambat atau tidak bisa beradeptasi dengan keadaan. Namun, peningkatan stabilitas sering kurang mendapat perhatian di bidang ekonomi dan politik dan sering ingin tetap bertahankan untuk viral ke atas.
Bagaimanapun, jalan keadaan ini mengancam kehidupan. Kebanyakan orang berpikir bahwa pertumbuhan ekonomi tak akan berakhir dan berkelanjutan tidak terbatas. Tapi mari kita lihat apa yang dikatakan sains tentang ini. Fakta adalah pertumbuhan ekonomi di masa lalu mengakibatkan masalah lingkungan yang semakin serius seperti;
*** perubahan iklim,
*** perubahan kimia
*** Perubahan fisik lingkungan kita,
*** hilangnya keanekaragaman hayati dan ekosistem.
Pemicu utama masalah ini adalah energi, material, dan tata guna lahan. Jika masalah lingkungan harus diselesaikan dalam pertumbuhan ekonomi, maka ini harus dipisahkan dari kegiatan ekonomi dengan secepatnya bahkan pada skala global. Saya belum pernah melihat itu terjadi di masa lalu. Misalnya, CONTOH : penggunaan energi naik hanya sedikit lebih lambat dari PDB dan korelasi antara keduanya begitu kuat sehingga, resesi atau perlambatan ekonomi dapat dengan mudah diidentifikasi pada grafik energi emisi karbon yang menunjukkan pola yang hampir sama.
Mengapa? karena co2 yang diakibatkan oleh energi hampir tidak berubah dalam 40 tahun terakhir. Dekarbonisasi apa pun, karena umpama : kincir angin, panel surya, dan teknologi bersih lainnya telah diimbangi dengan meningkatnya pangsa bahan bakar kotor seperti batu bara di China Grafik penggunaan bahan lain, mengarah pada kesimpulan serupa.
Mengalokasikan konsumsi bahan per kapita terhadap PDB di beberapa negara, mengungkapkan korelasi antara kegiatan ekonomi dan penggunaan bahan. Banyak penulis menyimpulkan bahwa model pembangunan saat ini, baik di negara berkembang maupun maju, pada dasarnya tidak berkelanjutan. Ini adalah pendapat konsensus dalam sains untuk penggunaan lahan.
Setelah beberapa dekade terachir ini, pertumbuhan ekonomi global Area yang berwarna hijau dan coklat untuk perluasan pertanian ini masih terus dilakukan, pertumbuhan manusia sebanyak 3 milyar orang pada achir abad ini akan membuat kebutuhan akan pertanian bertambah dan mengakibatkan iklim yang lebih tidak bersahabat lagi.
Kebanyakan ini akan terjadi di negara tropis (Afrika utamanya). (Catatan Unesco dan PBB)
Menurut catatan, lahan pertanian berkembang dengan 48.000 kilometer persegi per tahun, sebagian besar dengan mengorbankan ekosistem alami karena meningkatnya permintaan akan makanan, terutama untuk produk hewani yang menjadi latar belakang perubahan ini.
Konsekuensinya, pertumbuhan ekonomi masa depan harus berubah dengan dramatis dan serius. Untuk membuat bumi menjadi jauh lebih hijau, diperlukan teknologi lebih bersih untuk strategi lingkungan yang lebih baik. Namun demikian, ada alasan yang sangat kuat untuk meragukan bahwa pertumbuhan hijau benar-benar mungkin terjadi. Pertama, dalam beberapa kasus kita jauh melampaui batas lingkungan. Ini berarti bahwa menghentikan pertumbuhan dengan menjaga lingkungan saja tidak cukup.
Kita harus menguranginya dengan tajam, meski mengharapakan pertumbuhan ekonomi lebih lanjut. Ini akan membutuhkan pemisahan yang benar dan belum pernah terjadi sebelumnya. Pemisahan antara:
*** PDB, dan
*** tekanan lingkungan,
*** perubahan iklim
Ini semua harus kita lakukan agar ada peluang yang masuk akal untuk membatasi kenaikan suhu global hingga dua derajat pada akhir abad ini, yang, menurut saya tidak mungkin, dan tidak cukup untuk menghindari ketidak adilan antar generasi yang sekarang kita lihat terjadi dan juga merupakan penelitian para ilmuwan iklim terkemuka Jadi agar tujuan ini tidak terlalu ambisius. Dekarbonisasi ekonomi dunia harus lebih cepat dari pada 40 tahun terachir ke seperti yang pernah terjadi setelah Perang Dunia Kedua.
Dengan kata lain, kita membutuhkan peningkatan dekarbonisasi yang lebih cepat, setiap tahun selama beberapa dekade kedepan, dibandingkan tahun-tahun setelah terjadinya guncangan harga minyak, Maka kita harus memiliki motivasi yang sangat kuat dan menciptakan banyak peluang mudah untuk memangkas penggunaan energi.
Kedua, lebih dari setengah populasi dunia tinggal di negara-negara di mana konsumsi meningkat pesat, lebih dari 3 miliar orang bergerak di rantai makanan yang meningkatkan kebutuhan akan bahan mentah.
Akibatnya, permintaan meningkat bahkan meroket, selanjutnya ini membutuhkan decoupling antara PDB dan kemakmuran. Selain itu, efisiensi lingkungan terlihat sangat rendah di sebagian besar negara berkembang,
Mungkin kita mendengar bahwa setiap negara di dunia mencoba meningkatkan efisiensinya sendiri, tetapi rata-rata efisiensi global secara keseluruhan turun karena ekonomi yang kurang efisien untuk tumbuh lebih cepat.
Ketiga, sumber daya yang paling mudah tersedia telah habis. Sekarang pengeboran minyak dilakukan di perairan Antar Tika., Kita sekarang menambang mineral yang konsentrasinya jauh lebih sedikit daripada seabad yang lalu, dan kita menrubah lahan untuk pertanian yang kurang produktif atau lebih bernilai ekologis daripada area pertanian yang ada.
Untuk itu justru, dampak lingkungan per unit produksi meningkat dan merupakan kebalikan dari decoupling. Kekhawatiran keempat adalah bahwa batas efisiensi biologis dan fisik mutlak tidak terlalu diperhatikan pada kasus-kasus tertentu, Misalnya, meningkatkan hasil panen telah terbukti sulit di beberapa negara besar. Batasan efisiensi energi juga akan menjadi kendala jika kita meningkatkan upaya untuk memotong penggunaan energi.
Kelima, ada pembangunan fisik yang sangat besar, infrastruktur yang ada telah dibangun dan harus digunakan kalau tidak mubazir. Jalan raya, pembangkit listrik tenaga batu bara, dan bangunan yang tidak efisien tidak akan ditinggalkan dalam semalam dan struktur kota yang lebih tidak efisien akan berubah lebih lambat lagi.
Alasan keenam untuk skeptisisme adalah tentang pemisahan antara tekanan lingkungan dan kegiatan ekonomi yang menyebabkan kelemahan sistem sosial yang tidak kondusif dan sustainable yang akan mengubah kebiasaan individu dalan mengatasi pengaruh kepentingan pribadi.
Dan terakhir, upaya pemecahan masalah lingkungan harus dapat menghindari efek samping yang tidak diinginkan. Jika kita menghemat energi dan menghabiskan penghematan tersebut untuk hal lain selain energi yang terkandung dalam produk yang Anda beli, sebagian akan mengimbangi energi awal, penghematan energi. Ini hanyalah salah satu dari beberapa efek rebound. Selain itu, mungkin juga pemecahan satu masalah membuat pemecahan masalah lain menjadi lebih sulit.
Misalnya, pupuk meningkatkan hasil panen tetapi menghasilkan polusi luas yang membunuh kehidupan laut, dimana energi terbarukan mengurangi emisi karbon, tetapi meningkatkan permintaan logam, dan seterusnya tanpa batas.
Pada titik ini, mungkin adil untuk menyimpulkan bahwa jalur di mana kurva menunjukan peningkatan benar-benar berbahaya.
Di luar jalan ini tadi yang kelihatan makin sulit ada wilayah yang belum dipetakan. Saya sebetulnya melihat beberapa arah yang menjanjikan, Seperti pengurangan tenaga kerja atau batas gaji, tetapi kita belum mengetahui bagaimana menjalankan ekonomi tanpa pertumbuhan tersebut. Selanjutnya, jika kita tidak tahu bagaimana mengurangi ketergantungan pada pertumbuhan. Dan yang lebih menakutkan adalah Kita tidak benar-benar berusaha mencari tahu.
Apabila konsumsi yang lebih rendah dapat mengurangi tekanan lingkungan dimana kecepatan pemisahan itu mutlak, bukti ilmiah menyimpulkan bahwa hal ini tidak akan membawa kepuasan. Menyedihkan kalau dipikir, bagaimana kita tidak memikirkan strategi untuk mengurangi ketergantungan pada pertumbuhan, bagaimana kita bisa berasumsi bahwa kemakmuran berkelanjutan selalu lebih layak melalui jalur pertumbuhan yang tanpa henti, daripada mencari rute alternatif. Bagaimana kita bisa mengabaikan atau mengesampingkan pilihan yang tidak pernah kita pahami, karena inilah yang kita lakukan sekarang,
Jurnal dan tulisan koran yang yang ditulis oleh ekonomi terkemuka dan dikutip masyarakat banyak tidak pernah mempertanyakan pertumbuhan sebagai faktor negatip.
Strategi lingkungan yang disimpulan OECD dan Bank Dunia hanyalah pertumbuhan hijau, tidak ada rencana penelitian dunia akademis, tidak ada dana untuk penelitian tentang ketergantungan pertumbuhan dan memilih topik yang sangat penting karena akan membahayakan karier dan masa depan Anda.
Ada penolakan kolektif yang menakutkan dalam ekonomi makro dan politik, yang menyakiti orang-orang di planet ini. Kita harus mengubah diskusi publik dan kebijakan akademik ini, serta melakukan eksperimen yang diperlukan untuk memahami didareah kita masing untuk mengetahui bagaimana ketergantungan pada pertumbuhan dapat dikurangi. Manfaat dan kesulitan strategi ini harus dibandingkan dengan skenario bisnis biasa di mana periode pertumbuhan dibandingkan dengan krisis alternatif.
Perbandingan seperti itu dapat membantu kita merenungkan prioritas kita. Sebagai Contoh Pengurangan tadi. Ini mungkin salah satu strategi untuk memisahkan pengangguran dari pertumbuhan dan sekaligus mengurangi tekanan lingkungan.
tetapi akan ada timbul banyak pertanyaan, apa yang lebih disukai orang di bawah kondisi sosial dan ekonomi untuk bekerja, menghasilkan dan mengkonsumsi lebih sedikit sambil menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarga mereka, dan menikmati lebih banyak waktu luang.
insentif apa yang dibutuhkan pengusaha untuk memfasilitasi ini? Apa konsekuensi ekonomi makro yang harus kita harapkan? Dan apakah mungkin untuk mengatasi kesulitan. Jika kita ingin menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti ini, dengan proyek-proyek besar untuk mengeksplorasi banyak kompleksitas ekonomi yang sengaja kita tidak tidak kembangkan dan pengakuan atas upaya-upaya tersebut. Apapah kita dapat membuat para ahli tenang untuk menangani isu-isu ini.
Satu-satunya hal yang dapat mencegah kemajuan adalah kegagalan untuk mengakui bahwa melihat melampaui paradigma saat ini dapat bermanfaat. Sikap ini harus ditentang. Pemerintah harus menyediakan dana untuk penelitian dan eksperimen dan masyarakat harus menciptakan konteks sosial di mana peneliti dan pengambil keputusan termotivasi untuk mengatasi masalah ini. Kita harus secara terbuka mempertanyakan keunggulan pertumbuhan, dari pada mereka yang menerimanya begitu saja.
Kita harus menghargai upaya yang dapat mengarah pada alternatif untuk merayakan keberhasilan. Dan kita harus berpegang pada nilai-nilai yang jauh melampaui konsumsi, konsumptif, karena adalah bagian dari sifat manusia untuk berusaha lebih untuk dalam arti materi, tetapi itu bukan satu-satunya bagian karena juga tergantung pada sistem sosial ekonomi yang diperkuat oleh satuan set nilai tertenttu atau nilai yang lain.
Secara pribadi, saya tidak hanya prihatin tentang hubungan kita dengan alam, karena keamanan pangan, polusi, dampak kesehatan terkait dengan kehidupan nyata. Saya menjadi penggiat lingkungan untuk menciptakan janji kehidupan yang lebih memuaskan. Saya ingin masa depan di mana tidak ada pengeboran atau penambangan dan cagar alam yang tak ternilai di mana delegasi dari negara-negara miskin tidak perlu menangisi negosiasi iklim, keluarga mereka, dimana anak-anak dapat memiliki perjalanan yang seaman mungkin.
Untuk ini, kita sangat membutuhkan peta, dengan lebih dari satu jurus.
Terima kasih.