Saya melahirkan RIBMA — R-I-B-M-A, singkatan dari “Rakyat Indonesia Berhak Maju” —sebagai ruang yang menyampaikan kebenaran secara objektif. Bukan untuk menyerang siapa pun, bukan pula untuk memuji siapa pun. RIBMA hadir untuk menyampaikan fakta sebagaimana adanya, tanpa dibebani opini pribadi ataupun agenda politik.**
RIBMA berdiri di atas kesadaran bahwa rakyat Indonesia hari ini sedang berjuang —menghadapi tantangan ekonomi, tekanan sosial, dan arus informasi yang kian membingungkan. Di Tengah situasi yang semakin kompleks, terlalu banyak narasi yang dimanipulasi demi kepentingan kekuasaan. Maka RIBMA hadir sebagai penjernih —memberikan perspektif yang jujur, netral, dan mencerahkan.
RIBMA akan memuat topik-topik yang relevan dengan masa depan bangsa, termasuk:*
- Pendidikan, karena masa depan dimulai dari ruang kelas.
- Kesehatan, karena bangsa yang kuat dimulai dari tubuh yang sehat.
- Makanan bergizi, karena generasi unggul harus tumbuh tanpa kelaparan.
- Olahraga, karena semangat juang dan disiplin dimulai dari lapangan.
- Ilmu pengetahuan dan teknologi, karena kita tidak boleh tertinggal dari dunia.
- Politik — namun dalam batas yang bijak dan berimbang*, karena rakyat perlu tahu, tanpa harus diprovokasi.
Editorial RIBMA tidak akan menyusahkan Anda. Ia akan hadir langsung ke WhatsApp Anda, ke laptop Anda, atau ke handphone Anda — tanpa Anda minta. Anda tidak perlu mencari di Google, tidak perlu browsing ke sana ke mari. RIBMA akan hadir sendiri.
Bila Anda tidak suka, cukup hapus. Bila Anda merasa tidak ingin menerima lagi, cukup blokir nomor saya. Semudah itu. Tidak perlu marah, tidak perlu debat.
Tapi jika Anda merasa ini bermanfaat — bacalah. Dan jika Anda merasa ini layak dibagikan, teruskanlah ke sahabat Anda, ke rekan kerja Anda, ke siapa pun yang Anda percaya mencintai bangsa ini.
Tidak ada distributor. Pengedarnya adalah kita sendiri — rakyat biasa yang merasa bahwa informasi jernih dan objektif adalah kebutuhan, bukan kemewahan. Di era teknologi ini, kebenaran tidak harus mahal, tidak harus ribet. Ia hanya perlu dikirim — dan diterima dengan hati yang terbuka. (PFG)
Ditulis oleh: Peter F. Gontha