Pada tanggal 27 petang, sesudah menghadiri pertemuan dengan pimpinan kantor Menko Maritim saya berkesempatan berbicara dengan Menko Maritim LBP, Luhut Binsar Panjaitan dikantor beliau dan sesudahnya menemani beliau menuju sebuah acara talk show di TVOne.
Sepanjang perjalan, kita berbicara mengenai banyak hal, antara lain mengenai ekspor Indonesia yang tidak mendukung membawa Neraca perdagangan ke angka yang positip.
Disamping pendapatan dari industri Turisme yang belum dapat memberi pendapatan devisa yang memadai, untuk menutupi neraca pembayaran , ekspor barang Indonesia juga tidak dapat diandalkan karena harga mayoritas barang ekspor Indonesia, seperti tembaga, Gas Alam dll yang adalah hasil kekayaan alam dan pertanian (kelapa sawit, karet, kopi) justru terus menurun di pasaran International.
Ekonomi Indonesia meskipun secara umum cukup baik dan berkembang positip, menaikkan angka GDP per kapita, justru berimbas pada kenaikan angka impor BBM yang terus meningkat, sementara lifting / produksi minyak mentah di Indonesia terus menurun disamping kebutuhan bahan pangan seperti beras, gandum sebagai contoh, terus meningkatkan angka impor karena tidak dapat cukup dihasilkan di Indonesia. Belum lagi nilai tukar Rupiah terhadap US$ tendensius menurun terus.
TERUS MENGAPA HAL INI TIDAK SEGERA DIATASI?
Kita harus memperhatikan lemahnya daya saing produk RI di
Pasar internasional. Praktis produk Indonesia tidak mempunyai nilai yang dapat diandalkan dan diharapkan konsumen pasar dunia.
Bagaimana Indonesia dapat bersaing dengan barang dari CINA, KOREA, JEPANG kalau yang diekspor hanya INDOMIE, TOLAK ANGIN atau pun KOPIKO sebagai contoh. Mengapa barang produksi Indonesia tidak mempunyai muatan teknologi sama sekali di pasaran dunia. Hal ini disebabkan karena apa yang dinamakan Keunggulan demography Indonesia justru menjadi Petaka Demography.
Mengapa? Karena sistim pendidikan indonesia selama dua generasi (2×25 tahun) miskin akan pendidikan Sains dan Teknologi dan hanya menghasilkan ahli dibidang pendidikan Social Science yang justru terus menerus bertabrakan dengan Hukum.
Sebagai contoh, pada tahun 1969 orang Korea masih saling bertanya: “Apakah anda sudah makan nasi hari ini?” Namun pada tahun tersebut Presiden Park bersama rakyatnya menyatakan Ikrar bersama seluruh ELEMEN BANGSA, bahwa mereka akan bekerja untuk anak dan cucu mereka dengan mendidik dan mempersiapkan generasi yang akan datang menghadapi semua perubahan jaman dan sekarang kita melihat bahwa IKRAR tersebut membuahkan hasil.
Menurut Menko LBP, setelah pemerintah selama 4 tahun jor-jor-an membangun Infrastruktur fisik yang sangat diperlukan di Negeri Kita, maka di tahun tahun mendatang pemerintah Joko Widodo, apa bila terpilih kembali akan mengenjot pembangunan infra struktur MANUSIA Indonesia melaui pendidikan yang berbasis sains dan teknologi. Presiden Jokowi bertekad untuk men-sekolahkan sebanyak mungkin kaum Muda Indonesia diLuar maupun didalam Negeri dalam bidang Sains dan Teknologi (ST) ini. Presiden menginstruksikan menteri keuangan untuk mempersiapkan, bukan beribu, tapi beratus ribu bahkan berjuta manusia indonesia untuk dididik dibidang ST, kalau perlu diluar negeri. Men-sekolahkan yang pintar maupun yang kurang pintar. Masa anak yang kurang pintar tidak boleh mendapat bea siswa, kapan pintarnya, kata Presiden dengan kesal! Masa Jepang, Korea dan Cina dapat memengekspor begitu banyak produk dari Toyota sampai Samsung dan Hwa hwei sampai industri peralatan perang sementara kita masih terus berkutet diekspor INDOMIE, TOLAK ANGIN dan KOPIKO???
Pengunaan majoritas anggaran akan dipindahkan dari pembangunan infrastruktur fisik kepada pembangunan infrastruktur Manusia Indonesia yang berkualitas! Meski ini akan memakan waktu 2 generasi, seperti Korea, kita tidak lagi dapat menunggu. Siapa Pun Presiden RI untuk 50 tahun mendatang harus konsentrasi terhadap pembangunan Infrastruktur Manusia Indonesia. Masa kita cuman bisa bangun gedung, jembatan dan jalan, Bikin jalanan kereta api atau MRT saja harus dibangun orang asing. Teknologi farmasi dan kedokteran saja kita impor semua, Terus saya tanya siapa yang salah. LBP dengan geram menjawab: “Semua yang tidak memperhatikan pembangunan Infrastruktur manusia Indonesia selama 50 tahun ini!”
Kita tidak mau mengumbar janji2 yang Tidak masuk akal tapi hanya yang rieel yang bisa dicapai.
SEMOGA LAH PAK LBP, SEMOGA INFRASTURKTUT MANUSIA INDONESIA DAPAT DIBANGUN 50 TAHUN MENDATANG INI!!!
meski saya tidak akan mengalami nya! 😩😥.